Toxic Kepada Diri Sendiri dan Cara Termudah Mengatasinya

toxic adalah perilaku negatif yang membuat orang di sekitarnya tidak nyaman. Toxic bisa juga dilakukan kepada diri sendiri.
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Gambar ilustrasi

Belakangan toxic menjadi kata gaul yang cukup ngetren. Apalagi bagi kaula muda, rasanya hampir setiap hari disebut-sebut.

Berasal dari bahasa Inggris yang berartinya racun. Sementara secara istilah yang lebih mudah, toxic adalah perilaku negatif yang membuat orang di sekitarnya tidak nyaman.  

Meski sebenarnya, perilaku toxic tidak sebatas dilakukan kepada orang lain. Artinya, bisa juga dilakukan kepada diri sendiri. 

Tak jarang kan, kamu melihat anggota keluarga, teman, atau kekasihmu, kurang menghargai sendirinya dengan baik?

Nah, supaya lebih tahu ciri-ciri toxic kepada diri sendiri, coba baca beberapa poin di bawah ini, ya.

Tanda Kebiasaan Toxic Kepada Diri Sendiri

Gambar ilustrasi

1. Terlalu Membandingkan Diri Sendiri Sama Orang Lain

Selalu membandingkan kekurangan diri sendiri dengan kelebihan orang lain, termasuk perilaku toxic pada diri sendiri.

Membandingkan akan menciptakan jarak. Kesenjangan penyebab timbulnya perasaan tidak nyaman. Perasaan kalah.

Padahal setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Setiap manusia punya jalan tempuhnya sendiri.

Sebagai pengingat, membandingkan berbeda dengan mencari motivasi pada orang lain, loh ya. Contohnya, saat kamu melihat kesuksesan temanmu, lalu kamu berpikir bahwa kamu juga bisa.

Jagung tidak akan bisa menjadi padi. Padi pun tidak bisa menjadi jagung. Namun, keduanya sama-sama menghasilkan hasil bumi. Padi menghasilkan beras, jagung menghasilkan jagung.

2. Rajin Berpura-pura Bahagia di Depan Orang Lain

"Si dia itu tidak pernah terlihat sedih. Selalu menyembunyikan masalahnya. Selalu berusaha tersenyum."

Pernah dengar pernyataan semacam itu? Paling sering diucapkan artis ketika wawancara. Dan itu tidak salah.

Kenapa? Karena mereka artis! Pekerjaan dengan tuntutan profesional, agar tampil baik dan maksimal di depan kamera. Di belakang kamera, tentu akan lain lagi. 

Nah, kalau kamu bukan artis, buat apa toxic berpura-pura bahagia di depan orang lain? Menjadi wajar dengan sedih, marah, atau emosi apapun, seharusnya tidak perlu takut.

Jangan pernah memaksakan bahagia hanya karena sedang di depan orang lain.

Baca juga:

3. Sering Meragukan Kemampuan Diri Sendiri

Masih ingat kan, sikap suka membandingkan diri dengan orang lain? Semoga tidak, karena belum lima menit, loh! 

Sikap toxic satu ini, erat kaitannya.

Merasa ragu kepada diri sendiri, tidak percaya dengan potensi diri, takut gagal, dan akhirnya yakin saat orang lain bilang si anu lebih baik.

Sudah sadar, kan? Semunya adalah efek samping karena selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

4. Memaksakan Kebahagiaan Yang Tidak Semestinya

Biasanya, kasus toxic ini sering terjadi pada urusan asmara. Benar, kan?

Terlalu memasakan perasaan cintanya kepada orang lain. Bolehlah, kalau hanya sebagai pengantar atau proses pendekatan. 

Tapi, kalau sudah terlalu lama dan tidak dianggap? Sejujurnya, pasti akan membuat kamu tidak nyaman. Bingung. Hilang kepercayaan diri. Terakhir, patah hati!

Kalau ada cara yang lebih sehat, kenapa harus menyakiti diri sendiri?

5. Membiarkan Orang Lain Menyakitimu Berkali-kali

Membiarkan memang berbeda tipis pemaknaannya dengan bodo amat.

Membiarkan tidak peduli alias bodo amat, selalu punya peluang besar untuk jalan terus. Membiarkan rasa sakit itu lewat begitu saja. 

Sementara perilaku toxic membiarkan cenderung punya efek menjebak. Membuat terkurung bersama perasaan sakit, tanpa memberinya jalan untuk pergi.

Mulai sadar, kan?

Gampangannya, membiarkan sama dengan menyimpan perasaan pemicu tekanan dan stress dalam pikiran. 

Baca juga:

6. Selalu Terbiasa Untuk Menunda Pekerjaan 

Procrastinator, bahasa kerennya. Eit, jangan salah sangka dulu! 

Sebutannya memang terdengar keren. Tetapi ingat ya,  ini termasuk kebiasaan toxic kepada diri sendiri.

Umumnya, terjadi karena pikiran tidak fokus atau karena sudah terlanjur asik dengan hal lain.

Penyebab lainnya, biasanya juga karena merasa masih banyak waktu.
"Nanti dulu deh, kan masih lusa deadlinenya." Begitulah kira-kira ucapan familiarnya.

Tips Menghilangkan Kebiasaan Toxic Dengan Diri Sendiri

Gambar ilustrasi

1. Menyadari Jika Kekurangan Pasti Dimiliki Semua Orang

Menyadari jika setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, tentu akan membuat perasaanmu lebih lega.

Tak perlu lagi toxic dengan menyalahkan diri secara berlebihan. Kembali saja fokus untuk tujuan atau impian yang ingin diraih.

Membangun pikiran seperti ini bisa sangat bermanfaat. Seperti halnya, untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Toh, di zaman sekarang kekurangan bukan lagi monster. Tak sedikit kan, kamu melihat orang dengan kekurangan, justru sukses karena kekurangannya?

Baca juga:

2. Bersikap Hati-hati Dengan Pikiran Negatif

Pikiran negatif, biasanya akan membuat kamu melakukan toxic kepada diri sendiri. Bahkan bisa terjadi tanpa disadari.

Untuk itu, kamu harus mulai memperhatikan pikiran negatif ini, ya. Kapan munculnya? Sebabnya kenapa? 

Cobalah belajar perlahan secara mendalam, bagaimana cara berpikir yang mempengaruhi kehidupanmu sehari-hari.

3. Sesekali Membayangkan Nasihat Yang Pas 

Ketimbang melakukan toxic dengan menyalahkan diri sendiri saat terpuruk, sebaikanya mencoba yang satu ini.

Membayangkan nasihat yang akan kamu berikan jika temanmu terpuruk. Ini bisa dicoba untuk mengalihkan pikiran negatif menjadi lebih positif.

Sebab sejatinya, kesalahan tidak salamanya buruk. Bukahkah guru terbaik adalah pengalaman? Dari kesalahan tentunya kamu dapat belajar.

Lagipula, kesalahan lebih baik terjadi diawal, daripada diakhir bersama penyesalan.

4. Membayangkan Gambaran Terburuk 

Konsepnya bukan untuk menakut-nakuti, loh ya. Bukan untuk membuat toxic khawatir berlebihan sejak awal.

Membayangkan rencana, gambaran, skenario terburuk sekedar media saja. Selain untuk manejemen resiko, alias antisipasi, juga untuk membangun kekuatan realistis.

Setidaknya jika rencana terburuk memang betul terjadi, kamu sudah tidak perlu cemas lagi. Bahkan alih-alih cemas, kamu mungkin sudah punya jalan keluarnya.

Membuat alur pikiran semacam ini bisa membantu untuk terus bersemangat. Tetap menjaga rasa kepercayaan diri untuk terus melangkah.

Sebab, orang percaya diri adalah orang tahu di mana harus meletakkan langkah.

5. Segera Mulai Mencari Kegiatan Baru

Jangan terjebak toxic menyalahkan diri terus menerus. Cobalah cari rutinitas baru yang menyenangkan. Hobi baru, misalnya.

Bisa juga, dengan segera bertindak menemukan solusi. Ingat saja, jika setiap masalah punya solusi.

Lagipula, melakukan kegiatan baru dan menyenangkan, membuat pikiran positif lebih mudah diterima. 

Di dalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat. Begitulah nasihat bijaknya sejak dulu.

Sekarang, apa pendapatmu setelah tahu tentang toxic kepada diri sendiri? Kamu pasti sadar pernah melakukannya atau mungkin masih terjebak di dalamnya.

Tidak apa-apa. Yang sudah lalu, biarkan itu berlalu. Yang masih terjebak, boleh kok sedih. Tapi ingat, jangan lama-lama, ya. Kalau sedihnya sudah, yuk semangat lagi. Oke?

 

(Sumber gambar ilustrasi: pexels.com)

Baca juga tulisan terpopuler sebelumnya:




Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.