Pernakah kamu merasakan hidup yang terasa penuh tekanan? Dan, pada akhirnya kamu mengatakan, "Wah, sepertinya aku stres!" atau "Masalah ini bikin stres saja!".
Masalah tersebut mungkin memicu diproduksinya hormon kortisol. Hormon kartisol adalah hormon yang akan muncul saat manusia merasa tertekan atau terancam. Efeknya, biasanya seperti jantung berdegub kencang, salah tingkah, tangan basah, gemetar, dan lain sebagainya.
Stres bisa menjadi sesuatu yang normal. Namun, juga bisa berarti tidak, karena adanya dampak negatif yang diberikan. Untuk itu, stres dalam dunia psikologi dibagi menjadi dua jenis. Yuk, baca sampai tuntas!
Eustress
Eustress adalah jenis stres yang kehadirannya secara tidak langsung bisa membuat kamu berkembang lebih baik. Tumbuh lebih positif. Atau, bahkan membuat kamu malah menguasai kemampuan tertentu
Contohnya, kamu diminta untuk menjadi pembawa acara. Namun, kamu itu orangnya pemalu. Di sisi lain, yang meminta adalah orang penting dan sekaligus menjadi momen yang penting buat kamu.
Kamu pasti akan mulai membayangkan panggung yang besar. Mata setiap penonton akan menatap lurus ke arahmu. Dan, kamu akan merasakan tangan menjadi dingin, cemas, khawatir, tertekan, tidur tidak nyenyak, dan merasa tambah stres saat memikirkannya.
Namun, akhirnya kamu mau berlatih terus-menerus. Kamu mencoba mempelajari dan mempraktikkan teknik public speaking. Dan, akhirnya tanpa disadari kamu mulai merasa yakin.
Kamu bahkan sudah siap untuk berbicara di depan umum. Singkatnya, kamu sudah mengalami perubahan akibat adanya tekanan tadi. Stres tadi sudah menjadi pemicu yang positif dalam hidupmu.
Distress
Ini adalah jenis stress yang berikutnya. Kebalikan dari yang sebelumnya, distress cenderung memberikan efek yang negatif. Memicu perasaan kalah dan tidak berdaya. Menerima distress secara terus-menurusakan akan berbahaya bagi kesehatan mental.
Contohnya, saat tiba-tiba kamu ditinggalkan orang yang tersayang. Katakanlah, ditinggalkan kekasih tanpa alasan dan secara sepihak. Kamu pasti akan mulai merasa banyak pikiran.
Kualitas kerjamu akhirnya menurun. Kamu pun dipecat. Hal ini jelas akan memicu timbulnya perasaan telah menjadi orang yang tidak berguna, gagal, dan bahkan bisa sampai memunculkan keingingan untuk mengakhiri diri.
Untuk itu, pada jenis stres ini biasanya juga membutuhkan kepekaan yang lebih, baik dari diri sendiri atau orang sekeliling. Terutama lagi, dukungan untuk segera mendapatkan bantuan dari profesional.
Nah, itu dia dua jenis stres yang ternyata memberikan efek yang berbeda. Sebenarnya, stres sendiri adalah sebuah respon terhadap sesuatu yang menjadi pemicu stres. Dan, setiap orang tentu akan memiliki tingkat respon yang berbeda.
Jadi, jika kamu ingin mengetahui, mana jenis stres yang mungkin dialami, cobalah untuk menjalin pertemanan dan berkonsultasi secara profesional dengan para ahli, seperti dengan psikolog, misalnya.
Kamu juga harus menghindari perilaku untuk mendiagnosis diri sendiri, ya. Sebab perilaku ini tidak dibenarkan dan bisa berakibat fatal.