6 Prinsip Belajar dari Orang Dewasa (Andragogi)

Andragogi. Mungkin istilah yang sudah terdengar lebih familiar merupakan pedagogi. Nah, bagaimana dengan andragogi ini sendiri?
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
6 Prinsip Belajar dari Orang Dewasa (Andragogi)

Andragogi adalah salah satu teori pembelajaran. Mungkin istilah yang sudah terdengar lebih familiar merupakan pedagogi. Nah, bagaimana dengan andragogi ini sendiri?

Dikembangkan oleh Malcom Knowless. Andragogi berfokus pada proses pembelajaran bagi orang dewasa. Dasar pelaksanaan ilmu pendidikan untuk orang dewasa. Sedangkan, pedagogi berfokus pada pembelajaran anak-anak atau pendidikan bagi anak-anak. Singkatnya, perbedaan keduanya adalah mempertimbangkan siapa sasaran didiknya.

Pedagogi memiliki penerapan prinsip dan pengembangan strategi pembelajaran yang khas untuk anak-anak. Sebagaimana andragogi yang juga menjelaskan memiliki prinsip belajar yang khusus bagi orang dewasa. 

Prinsip Belajar Orang Dewasa

1. Learner's to Know

Bagi orang dewasa, pembelajaran berarti untuk memetik manfaat. Nah, orang dewasa itu akan berupaya bertanya, memahami, mempelajari, atau mencari tahu manfaat yang akan diperoleh ketika mempelajari sesuatu.

"Mengapa aku harus mempelajari itu? Dan, apa manfaatnya?"

Begitulah yang akan dipertanyakan oleh dewasa saat akan belajar. Dan, hal ini normal. Orang dewasa akan mempertanyakan manfaatnya karena kompleksnya kehidupan orang dewasa. 

Misalnya, waktu yang dimiliki sudah habis untuk bekerja dan sudah mulai terbebani oleh kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, orang dewasa perlu melihat alasan dari segi manfaatnya agar waktu dan tenaganya tidak akan dianggap terbuang percuma. 

2. Self Concept of the Learner

Orang dewasa sudah memiliki konsep diri. Pengenalan diri yang lebih matang. Membuat orang dewasa cenderung tidak suka apabila diremehkan, dipandang sebelah mata, suaranya tidak didengar, dan dianggap terpaksa untuk belajar.  Termasuk orang dewasa cenderung tidak suka dianggap sebagai anak-anak.

"Saya punya perhitungan dan keputusan sendiri."

Orang dewasa lebih berani mengambil keputusan. Dan, pembelajaran yang ditentukan sendiri oleh orang dewasa akan berdampak positif pada efektivitas belajar orang dewasa itu sendiri.

Sedikit tips, saat membantu orang dewasa untuk memutuskan apa yang perlu dipelajarinya (artinya, orang tersebut tidak tahu persis apa yang mesti dipelajari). Cobalah untuk memberikan dua pilihan. 

Keduanya boleh dikemas dalam bahasa yang berbeda. Namun, yang terpenting itu tujuan pembelajaran yang dimuat harus sama. 

"Beda bahasa, tapi maksudnya tetap satu jua."

Psikologis yang ingin dimenangkan adalah sikap saat orang dewasa memutuskan sendiri apa yang perlu dipelajari tadi. Dengan begitu, pelajaran yang diberikan akan dipelajari dengan kesadaran penuh karena merasa hal itulah yang paling dibutuhkan.

3. Prior Experience of the Learner

Orang dewasa telah menjadi unik seutuhnya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, tetapi semuanya bisa dirangkum dalam satu kata saja, yakni pengalaman. Namun, bagaimana dengan anak-anak yang juga katanya unik dan bukankah mereka juga memiliki pengalaman?

Pada dasarnya, setiap manusia memang sudah terlahir unik, bahkan sejak anak-anak. Dan, anak-anak juga memiliki dan telah terbentuk oleh pengalaman itu sendiri. Contohnya, sejak SD semua orang akan makan dengan tangan kanan. Itulah, hasil bentukan pengalaman yang diajarkan oleh orang tua sejak kecil.

Lalu, bagaimana dengan orang dewasa juga memiliki dan terbentuk oleh pengalaman? Bedanya adalah makna dari pengalaman itu sendiri. Orang dewasa cenderung telah mampu memaknai setiap pengalamannya. Dan, tidak menutup kemungkinan proses pemaknaan itu akan membuat orang dewasa melihat pengalaman dengan cara yang berbeda.

Itulah mengapa, orang dewasa dikatakan telah menjadi manusia unik yang seutuhnya. Otentik. Sikap, nilai, dan prinsip, semuanya lebih matang dan akan berbeda dibandingkan ketika masih anak-anak. Untuk itu, pembelajaran bagi orang dewasa, juga berarti memberikan pembelajaran bagi setiap individu.

4. Readness to Learn

Prinsip ini menekankan, jika pembelajaran bagi orang dewasa bersifat praktis. Tidak hanya memberikan keuntungan yang besar, tetapi juga praktis. Bisa langsung diterapkan atau dicoba. 

Memberikan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan atau apa yang sedang dihadapi. Jika memang masih untuk kebutuhan di masa depan, maka materi pembelajaran sebaiknya ditunda untuk waktu yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif.

5. Orientation to Learning

Prinsip ini berbicara soal orientasi belajar orang dewasa. Tujuan apa yang membawa orang dewasa mau belajar. Sekilas, memang mirip dengan pembelajaran yang bersifat praktis. 

Namun, prinsip ini lebih mengarah pada kepekaan seorang tutor, trainer, guru, atau pendidik, terhadap pengenalan kebutuhan belajar orang dewasa sebagai sasaran. Mengenali kebutuhan tersebut dan menjadikannya sebagai masalah utama yang harus diselesaikan sepraktis mungkin.

6. Motivation to Learn

Motivasi belajar bisa dibagi menjadi dua, yakni sisi eksternal dan internal. Dalam prinsip pembelajaran orang dewasa, motivasi sisi internal sangat perlu diperhatikan.

Motivasi internal secara tidak langsung ada kaitannya dengan kebutuhan belajar, dorongan menyelesaikannya secara praktis, keunikan diri yang dimiliki saat belajar, dan keputusan yang dibuat. Dorongan dalam diri ini harus dikenali agar bisa dimaksimalkan untuk tujuan pembelajaran.

Motivasi eksternal sendiri, bukan berarti tidak penting, loh! Motivasi eksternal bisa menjadi penguat (reinforcement). Seperti halnya, pemberian hadiah. 

Tentu, siapa saja mau belajar jika mendapatkan hadiah. Semua orang, rasanya. Sebab, ditawarkan hadiah tanpa adanya pengenalan kebutuhan atau masalah utama dari pemelajar. Singkatnya, orang hanya akan belajar untuk hadiahnya saja. 

Namun, dampaknya akan berbeda, jika seseorang mau belajar karena pilihan, keputusan, dan kemauannya sendiri. Hadiah yang diberikan hanya akan terasa sebagai penghargaan atas keputusan dan keberhasilannya ketika belajar. Menjadi bonus untuk penambah semangat semata. 

Itulah tadi prinsip-prinsip andragogi. Sebenarnya, masih ada banyak berbagai prinsip-prinsip lain yang dikembang oleh banyak pemikir dunia pendidikan. Mungkin bisa dibahas lain kali, ya.

Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.